Jumat, 10 Februari 2012

Natal PMK FIB 2011 -Berbagi Kasih-

                Akhir nya bisa nge post pengalaman natal PMK FIB 2011, padahal natalnya udah Januari kemaren, tapi baru bisa nge post sekarang. hehehe
Rasanya ini adalah salah satu pengalaman yang ga mungkin untuk di lupakan. Ya, pelaksanaan natal Persekutuan Mahasiswa Kristen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro tahun 2011. Natal yang mengusung tema ‘’BERBAGI KASIH’’ di laksanakan di Panti Asuhan ‘’Bahtera Kasih’’. Banyak sekali suka-duka yang di hadapi untuk melaksanakan acara ini. Mungkin ini adalah acara yang biasa-biasa aja, TAPI kehadiran tangan Tuhan di sini, membuat acara ini menjadi luar biasa.
                Rasanya menjadi panitia Natal itu adalah suatu kebanggaan buat aku sendiri. Tapi sangat mengagetkan ketika kak Christy (Ketua Panita ) menempatkan aku di bagian DANUS ( Dana Usaha ). Itu rasa nya waaaww banget . Ga pernah terpikiran kalo aku ada di posisi itu, untung cuman anggota.
Danus Sendiri ada 6 orang, yakni kak Retha sebagai Koordinator  Danus, dan Aku, Johanes, Agus, Helen, dan kak Debo sebagai partner nya. Rasa kaget ku belum juga ber akhir, ketika ku tanya Dana yang di butuh kan untuk Mengadakan Natal Tahun Ini. Dengan Santai nya kak Retha menjawab  4.000.000 rupiah. Aku pun terdiam seketika.
Gimana ga kaget coba, dalam kurun waktu ‘’KURANG’’ dari satu bulan, harus mendapatkan dana empat juta rupiah. Proker-Proker dari Danus pun di laksanakan, seperti Jualan Gorengan, Jualan Piscok, Jualan Pin dan Sticker, Jualan Paket Makanan, Ngamen, Jual Barang Bekas. Jujur sela hidup aku, baru kali ini ngelakuin kegiatan yang kaya begituan, pertama nya sih agak-agak minder plus malu, tapi lama-lama jadi biasa aja, soalnya kita ngelakuin nya bukan buat manusia, tapi buat Tuhan.
                Jujur, banyak sekali pelajaran yang bisa aku terima selama jadi Danus, gimana menjadi pribadi yang mengutamakan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi, bagaimana menjadi pribadi yang ‘mendengarkan’ bila ingin di dengarkan. Bagaimana bisa menjadi pribadi yang lebih sabar dalam menghadapi orang-orang disekitar kita. Aku yakin, aku di tempatkan di bagian DANUS bukan karena suatu hal yang kebetulan, tapi ini adalah bagian dari rencana Tuhan, Tuhan ingin kita bertumbuh  dalam iman.
                Beberapa hari sebelum hari HA, kerasa banget capeknya, padahal Ujian Akhir Semester belum selesai, oh ia Perayaan natal PMK FIB, di adakan tepat di tengah-tengah Ujian Akhir Semester, ga kebayang deh gimana jadi nya. Beberapa hari sebelum hari HA, aku rasakan emang ini butuh Tenaga dan Kesabaran Ekstra. Masih teringat saat itu, hari kamis tepatnya, saat bagian DANUS menjual paket makanan, jadi gini, sebelum nya kami jualan paket makanan ke temen-temen kampus,  jadi temen-temen kampus memesen dulu paket makanan apa yang mau di beli, terus paket makanan nya jadi nya hari kamis. Malam kamis, aku dapet sms dari kak Reetha untuk ambil paket makanan bareng Jo, kak Dilla, dan kak Niko.
Nah pas hari kamis nya ada UAS Teknologi Informasi, untung aja UAS nya pagi, jadi selesei UAS baru ngambil paket makanan nya, alhasil jarak dari kampus ke tempat paket makanan Lumayan Jauh, wajar aja, Kampus nya di Semarang Atas, paket makanan nya di Semarang Bawah.
Dari atas ke bawah, terus ke atas lagi dengan membawa paket makanan yang heemmm lumayan berat nya. Pas nyampe kampus, ternyata anak-anak PMK lainnya udah stay di sana,
Nyampe kampus terus bagi-bagiin paket makanan ke temen-temen yang udah mesen, dan ternyata jarak dari kampus ke kost temen itu ‘hemm’ juga rasa nya.
Selesei nganterin paket makanan, eh langsung di sms untuk latihan musik buat perayaan nya, aduh, rasanya itu sangat sangat sangat gimana gitu. Selesei latihan musik, langsung pulang terus tidur tanpa mandi lagi
                Teng teng teng, waktu nya tlah tiba 14 Januari 2012, perayaan Natal PMK FIB Pelaksanaan Natal nya jam setengah 4 an, dan ternyata jam 10 aku ada Gathering IMA ( Indonesian marketing Association), salah satu organisasi yang ikuti saat ini. Alhasil jam 2 siang nya aku langsung izin pulang ke kakak-kakak IMA, padahal  acaranya masih panjaaang banget. Oh ia, sebelum gathering IMA aku harus nemenin ADIT ngambil sovenir natal untuk ntar, itu pun lumayan juga jauh nya.
Jam 2 siang langsung cap cuss ke panti Asuhan bahtera Kasih, eh ternyata di sana baru ada kak Gios, dan akhir nya bantu-bantu kak gios deh, bolak-balik panti ke tempat kak Dilla, ngambil barang-barang maklum lah, kebanyakan barang nya di tempat kak Dilla.
                Waktu pun pun sedikit-demi sedikit berjalan, Para panitia pun sudah mulai berdatangan, akhirnya enggak berdua’an lagi ma kak Gios, hahahaha. Dan kami pun mulai mempersiapkan segala sesuatu nya, dari penerima tamu, pemusik, acara, santa clause, mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Sebelum acara di mulai, para panitia PD dulu, supaya Tuhan ikut campur dalam segala sesuatunya.
Selesei PU, panitia yang turut di acara ambil posisi masing-masing, kak Gaby di Worship Leader, Eva dan Nenden di Singer, nah Aku, Jo, Nathan, dan kak Gios di pemusik. Dan akhir nya, teng teng teeng, anak-anak panti asuhan bahtera kasih pun mulai berdatangan dan masuk ke dalam gereja,
Baju ‘shaun the sheep’ yang mereka gunakan pun seragam, maklum mereka masih anak-anak, sejenak aku terhenyak di dalam senyum polos semua, wajah-wajah bahagia terlihat dari raut muka mereka, ‘’Tuhan, mereka masih kecil sekali’’ kataku dalam hati.
Acarapun di mulai, kak Gaby dengan semangat nya memimpin jalannya acara Natal, menyenangkan sekali melihat wajah lucu mereka, canda mereka, tingkah polah mereka yang spontan. Rasanya rasa letih mencari dana akhir-akhir ini terbayar lunas, dengan melihat tawa yang keluar dari setiap bibir mereka. Semua usaha yang kami lakukan ternyata tidak sia-sia dengan melihat tingkah polah mereka.
Ketika memasuki ke dalam firman, kamipun menyanyikan lagu ‘’Kaulah SegalaNya’’ sungguh lagu sungguh-sungguh jleb banget rasa nya, tak ku sadari air mata ini ingin menetes.
Sehabis mendengarkan Firman Tuhan, perasaanku pun campur aduk lagi sedih, bahagia menjadi satu apalagi saat anak-anak itu menyanyikan lagu ‘Slamat Natal Teman-temanku..
Tuhan, Engkaulah yang ber otoritas atas anak-anak ini, aku tahu setiap-setia mereka Engkau telah persiapkan sebuah rancangan yang begitu dahsyat, hanya kepadaMu mereka serahkan seluruh hidupnya agar Engkau yang bentuk setiap pribadi mereka.

Selasa, 07 Februari 2012

SATOE ATAP ( Sayang Itoe Tanpa Pamrih )

Satoe Atap (SA) adalah sebuah organisasi sosial yang peduli anak jalanan dan anak miskin kota di daerah semarang. Berawal dari keinginan beberapa mahasiswa di semarang yang peduli dengan pendidikan bagi anak jalanan, maka pada tahun 2007 di bentuklah sebuah organisasi kecil yang bertujuan agar para anak jalanan  mengerti membaca, menulis, dan berhitung.
Satoe atap berfokus pada pendidikan anak jalanan dan anak miskin kota. Setiap selasa dan rabu diadakan pengajaran buat para anak-anak yang bertempat di daerah seroja dan tanggul banjir kanal. Mereka melakukan kegiatan belajar-mengajar seperti belajar menulis, belajar membaca, belajar berhitung. Tak jarang juga satoe atap mengadakan kegiatan di luar kegiatan rutin tersebut, terkadang pada saat-saat tertentu mereka mengadakan kegiatan mengajak anak-anak untuk rekreasi pendidikan seperti ke pabrik jamu jago, muri, museum, wihara sam po kong, dan masih banyak lagi. Pada saat-saat tertentu juga banyak organisasi , HMJ, UKM untuk bekerja sama dengan Satoe Atap mengadakan acara khusus untuk para anak-anak seperti sosialisasi kesehatan, pembagian buku , dan permeriksaan gigi.
 Para volunteer aktif satoe atap pada saat ini, kira-kira berjumlah 30 orang, mereka umumnya adalah mahasiswa-mahasiswa yang sedang berkuliah di Semarang . Mereka berasal dari universitas yang berbeda, jurusan yang berbeda, daerah asal yang berbeda, tapi mereka memiliki satu kepedulian dan harapan yang sama.
Jumlah anak-anak di bawah naungan satoe atap kurang lebih ada 50 orang anak. Mereka umum nya adalah anak-anak sekolah dasar dan anak-anak putus sekolah. Mereka berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Tak jarang bila ada waktu-waktu luang yang mereka miliki mereka gunakan untuk membantu orang tua mereka.
Satoe atap adalah bukti bahwa di zaman sekarang ini, zaman multidimensi, zaman yang  kebanyakan para individunya lebih mementingkan diri sendiri dan memiliki pola hidup individualisme dan hedonisme, masih ada segelintir orang yang peduli pada masalah pendidikan anak-anak jalanan dan anak miskin kota, masih ada orang-orang yang tergerak hatinya untuk membuat perubahan bagi anak-anak jalanan. Mereka yakin bahwa suatu saat nanti secercah harapan muncul dari raut wajah mereka yang kumal. Sebuah semangat hadir dari baju mereka yang sudah tak jelas bentuknya. Mereka percaya di balik tatanan rambut yang tak jelas dari anak-anak itu, di dalam hati anak-anak tertanam sebuah harapan yang cerah untuk menjalani hidup ini.               Satoe Atap tidak sekedar mengajarkan baca-tulis dan berhitung tetapi mereka mengajarkan sebuah harapan.
Karena menjadi aktivis sosial adalah menjadi Pelayan Tuhan. . . .