Jumat, 26 Juli 2013

Tinggal Sedikit Lagi Nak

Akhir-akhir ini, Iman ku sedang di uji ternyata, dulu aku sering ngomong tentang iman, eh sekarang omonganku itu di uji Tuhan ternyata. . . >.<


Jadi ceritanya begini, kemarin hari selasa tanggal 9 juli 2013, dapet pemberitahuan dari pihak Djarum Fondation, kalo aku lolos tahap 1(administrasi berkas) pengajuan beasiswa Djarum, sebenernya aku agak lupa tentang beasiswa itu, secara  ngirim berkas tanggal 30 mei eh di umuminnya 9 juli, udah hopeless pokoknya, di kira ga lolos seleksi, eh ketika dapet sms dari pihak Djarum nya, rasanya seneng banget :D
ketika udah di lupakan, eh malah harapan itu datang lagii. .



Tapi semuanya belum berakhir disini -_-)
masih ada tahap selanjutnya, yakni tahap 2, Tes Potensi Akademik dan wawancara itu dilaksanakan tanggal 29 Juli di lapangan Futsal Jatidiri, yang jadi peperangan bathinnya ya itu, nanti seleksi tahap 2nya lolos apa engga ya ? secara itu adalah salah satu Beasiswa paling bergengsi di Universitas seluruh Indonesia.

dan teman-teman sastra jepang 2011 yang masukin berkas ke Djarum Fondation ternyata lolos tahap satu semua -__-'' 

ternyata persaingannya cukup ketat saudara-saudaraa

Yang jadi pertanyaannya saya, kenapa Tuhan izinkan saya lolos seleksi tahap 1, kalau (nanti) saya ga lolos tahap selanjutnya, kenapa Tuhan izinkan ???? saat itu Iman saya benar-benar di uji

kalo kata Ibrani 11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Tanpa Iman, tidak mungkin orang berkenan di hadapan Allah

Saya adalah orang yang suka berbicara tentang iman, menjadi penyemangat teman-teman buat lebih dari sekedar bertahan hidup dari kesesakan, tapi ketika saya mengalami ini, tiba-tiba iman saya jadi kaya ciut, sepertinya mustahil buatku untuk lolos tahap selanjutnya..
banyak pertanyaan-pertanyaan di dalam hati ini, nanti kalo dapet beasiswa ini, bagaimana sikap hatimu sama Tuhan ? terus prioritas yang akan kamu buat apa ? 
terus, kalo (seandainya) ga lolos, apakah kamu masih bisa berharap saya Tuhan ? kamu ga kecewa ? masih pada Tuhankah harapanmu ? 
Secara do'a-do'a saya jarang yang di jawab Tuhan, Tuhan jarang jawab permintaan saya, yang saya inget, Dia cuma kabulkan doa saya ketika saya minta lulus SNMPTN di Sastra Jepang Undip. ya memang sih, menurut Firman Tuhan, do'a-do'a saya hanya untuk kepentingan pribadi saya. hihihihihih :p
karena itulah saya tetap meletakkan pada Tuhan harapan-harapan saya, bukan pada yang lain, terlebih lagi manusia. karena saya tahu permintaan-permintaan saya sebatas untuk diri saya sendiri bukan untuk orang lain.

Tapi untuk kasus ini berbeda, saya pernah baca buku Steven Furtick Pastor dari Elevaton Church buku nya berjudul 'Sun Stand Still' itu membahas gimana kalo kita menyampaikan doa yang berani di hadapan Tuhan

BERSAMBUNG

Rabu, 26 Juni 2013

Tipe - X ''Cinta Sederhana''

Nemu lagu ini udah bertahun-tahun sebenernya, tapi ampe sekarang tetep aja masih suka.
liriknya simple, nada nya pun unik ada rasa Batak-batak nyaa. HORASSSS

Ya lagu ini emang lagu sekuler, tapi kita bisa belajar dari manapun itu ambil positifnya aja.
So menurut aku lagu ini romantis cadass. sangaaar men
sok atuh baca aja liriknya dengan hati yang terdalam. . ceilaaah hahahahhaa

TIPE-X -- CINTA SEDERHANA

Ku ingin menjadi bintang yang bersinar terang
Slalu menerangi hatimu yang sepi
Ku ingin menjadi mimpi, yang temani tidurmu
Memberikan kedamaian, di setiap waktu

Ku ingin seperti hujan. yang slalu membasahi
Hatimu yang gelisah, dengan kesejukan
Ku ingin seperti pelangi, yang penuh warna-warni
warnai hidupmu, dengan lagu ku

Oh Indahnya, bila semua tercipta
Oh indahnya, begitu sempurnaa

Meskipun sederhana, kuharap menjadi indah
Walau rasa yang kuberi, tak seharum melati
Sadarkan semua langkahku, bilaku merasa jenuh
coba terbang lebih tinggi, terbang meninggalkanmu

Senin, 24 Juni 2013

Ladies, be a Wise women, Men be a Gentleman

Selasa, 25 Juni 2013, 07:03 WIB

Udah lama banget ga nulis di ini blog, pas di liat ternyata udah banyak sarang laba-labanya -_-
Secara post terakhir di akhir november 2012 dan ini udah juni 2013 aja. emang dasarnya pemales sih yang punya blog :p

To the point wae, pagi ini sepertinya saya di ingatkan Tuhan sesuatu yang mungkin agak beda. Sebelumnya akhir-akhir ini aku lagi baca 'Boys Meet Girl' buku nya Joshua Harris, itu buku recommended banget buat anak muda cowok maupun cewek. buku itu menekankan sebuah hubuangan relationship yang benar menurut Alkitab.
Tuh kan malah bahas buku -___-''
oke gini, tadi pagi tiba-tiba saja saya terlintas sesuatu yang aneh dan kuno sekali menurut pandangan dunia sekarang. jadi saya melihat saya sedang berbicara dengan ayah dan ibu si 'ehm' (rahasia) di gereja.
Tuhan bilang begini ''Nak, kalau kamu mau mendoakan seseorang secara khusus, kamu harus minta izin kepada kedua orang tua nya, khususnya ayahnya, kalo kamu belum berani menghadap orangtua nya berarti kamu belum siap untuk menjalin sebuah hubungan (pacaran) yang serius''.

Garis bawahi kata ''MENDOAKAN'' ini padahal masih pada tahaap awaaaaaaaaaal sekali -__-''
tapi udah harus main lapor orang tua aja >.<.
Tapi bener juga sih, sebagai lelaki kamu harus berani, soalnya nanti kamu yang akan jadi pemimpin dalam rumah tanggahmu, kalo dari sekarang kamu ga berani, kapan lagi, nanti lama-lama mentalmu akan bermental yang beraninya sembunyi-sembunyi. JUST SIMPLE, kalo kamu BELUM BERANI BERARTI KAMU BELUM SIAP.kalo belum siap, berarti kamu harus persiapkan dirimu dulu menjadi pribadi yang berani :D

To Ladies, buat para perempuan, jadilah bijak, selagi kamu masih punya orangtua, hormatlah pada otoritas orang tua kalian, kalo ada pria yang (sedang) mendekatimu, jangan asal samber aja, kalo dia (pria itu) belum berani menghadap orang tua kalian, lebih baik hubungan yang mengarah ke 'situ' di HENTIKAN, sampai dia berani menghadap orangtua mu, ini juga untuk kebaikanmu sendiri. orangtua adalah wakil Tuhan, jadi kalo kamu mau minta pendapat Tuhan, turuti dan hormati pendapat dan perintah orangtua mu (yang berlandaskan kebenaran pastinya).

Tulisannya masih ga terlalu jelas sih, ntar aja njelasinnya, ada tugas dokkai siih :p

God Bless You all

Rabu, 01 Agustus 2012

ini bukan sekedar komitmen, tapi sebuah Percepatan Iman


31 Juli 2012, sebuah akhir bulan yang baik untuk awal yang luar biasa, ya hari ini seluruh nilai mata kuliah semester dua sastra jepang Universitas Diponegoro sudah keluar semua, semua usaha yang telah di lakukan baik itu dengan cara yang benar maupun salah, terlihat jelas di lembar halaman web sia.undip.ac.id, lembar yang sering di sebut para mahasiswa KHS(Kartu Hasil Study) itu telah terisi penuh dengan nilai-nilai yang di peroleh atas kerja para mahasiswa selama ini.

Puji Tuhan, setiap tetes keringat yang jatuh, tidak akan Tuhan biarkan sia-sia. Orang bilang ini adalah keberuntungan, tapi aku bilang ini adalah pertolongan Tuhan. Dengan hasil yang NYARIS sempurna, mendapat nilai ‘C’ di mata kuliah Menulis Jepang/Moji 2 sks, dan sisa nya sungguh luar biasa, Tuhan berikan A di semua mata kuliah selain Menulis Jepang/Moji. Terlihat Indeks Prestasi yang tidak begitu kecil untuk mahasiswa yang kemampuan bahasa jepangnya sedikit di bawah rata-rata jika aku mendapat ip 3,83, dan itu sungguh hasil yang luar biasa yang Tuhan berikan kepadaku. Ada kebanggaan tersendiri saat aku melihat rangkaian angka-angka di kertas tersebut, karena aku punya cerita sendiri untuk itu.

Jauh beberapa waktu yang lalu, Tuhan izinkan aku untuk mengImani hal yang jauh dari kemampuanku. ‘ aku mengimani untuk semester ini (2), aku mendapat IP 4’ mungkin ini suatu yang konyol, jelas kemampuanku tidak akan sampai untuk mendapat IP 4, tapi ini keluar dari hati yang paling dalam, ada kegairahan tersendiri saat aku mengimani hal itu, dan aku percaya saat aku mengimani itu, itu bukan semata-mata keinginan dari diriku sendiri, tapi ada tuntunan Roh Kudus yang mengiringku hingga aku mengimani hal itu.
Aku kira, perkataan iman itu hanya perkataan biasa, yang di ucapkan kemudian hilang begitu saja, ternyata aku salah besar. Ada tuntunan luar dari Sang Supra natural, agar kita mendapatkan apa yang kita imani terjadi dalam kebenaran.

Kurang lebih itu yang aku rasakan saat aku mengimani untuk mendapatkan Ip 4,00. Dimulai dari ‘Perumpamaan tentang talenta’ di Matius 25:154-30 mirip dengan ‘Perumpamaan tentang Mina’ di Lukas 19:12-27. Ini kutipan ayat yang menyadarkan hati saya 
‘Maka kata tuannya itu kepadanya: hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (Matius 25:21)

Ya, itu hal pertama yang Tuhan berikan seiring apa yang aku imani, setia dalam perkara kecil maka Tuhan akan memberikan perkara yang besar, dari situ Tuhan ingatkan aku untuk bereskan semua perkara-perkara kecil yang terkadang sering aku remehkan, Tuhan tegur dengan keras di hidupku, bagaimana Dia mau memberikanmu ‘perkara besar’ kalau perkara-perkara kecil saja masih belum beres. Saat itu masih banyak ‘perkara-perkara kecil’ di hidupku yang belum beres diantaranya ‘Nyontek dan Ngepek’, TA(Titip Absen), Bohong, dll. Mungkin yang di tekankan disini adalah poin pertama aja yaitu ‘Nyontek dan Ngepek’ ini bukan sesuatu yang mudah untuk di bereskan, butuh komitmen yang cukup tangguh untuk melawannya, karena lingkungan di sekitar sangat menggoda untuk merobohkan komitmen untuk tidak melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan itu. Akhirnya saya putuskan untuk Berkomitmen membereskan ‘perkara kecil’ itu, dan berserah total kepada Yesus, tentang apapun hasilnya nanti, yang jelas aku mau bereskan itu dahulu. 
dan hasilnya, ternyata apa yang menjadi komitmen kita, Tuhan tidak selalu menjawab dan percaya begitu aja apa yang aku tekadkan, ada ‘pengujian’ yang Dia lakukan, apakah komitmen kita bener-bener kuat atau hanya sebatas ‘omongan’ semata. 


Pada hari pertama UTS (Ujian tengah Semester) semester 2,  hari pertama yang di ujikan adalah Tata Bahasa Jepang 2/Bunpou 2. Untuk info aja mata kuliah Bunpou 2 adalah mata kuliah pokok untuk bahasa jepang, dan ini 4sks. Jadi nilai mata kuliah ini sangat-sangat mempengaruhi KHS ku nanti. Saat itu aku mengira bahwa pengawas untuk ujian ini adalah dari dosen bahasa jepang itu sendiri, dan perlu di ketahui kalo dosen bahasa jepang itu kebanyakan adalah dosen yang suka dengan kedisiplinan, killer, sewaktu ujian suka keheningan di dalam ruangan. Aku juga berharap kalo yang mengawas itu adalah dari dosen jurusan sendiri agar ketakutan ku untuk melakukan hal-hal hina itu semakin menjadi-jadi, hingga aku tidak punya keberanian menoleh kiri-kanan. Akan tetapi semua di luar perkiraan, saat semua peserta ujian sudah duduk manis di tempatnya, dan para pengawas pun mulai berdatangan di ke ruang ujian. Dan ternyata yang mengawas itu adalah dari bagian Tata Usaha Fakultas Ilmu Budaya, dosen hanyalah sebagai pendamping yang selalu datang dan pergi dari ruangan satu ke ruangan lainnya. Hampir seisi kelas bersorak kegirangan kecuali aku, saat semuanya berkata ‘Yes’, ‘Yeah’, ‘Hore’ apapun itu sebagai penanda bahwa mereka senang, hanya aku yang berkata ‘ADUH’, dalam hatiku ‘kenapa Tuhan lakuin ini ?’, saat aku berkomitmen penuh, mengapa godaan ‘itu’ semakin menjadi-jadi ? tapi yang aku inget adalah bahwa ‘AKU HARUS BERESKAN SEMUA PERKARA KECIL’ di dalam hidupku, itu yang ingin aku lakukan, apapun hasilnya nanti, aku percaya Tuhan pasti membalas semuanya dengan indah. Itulah yang menjadi penyemangat di hatiku agar tetap ‘SETIA’ pada komitmen. Saat, menerima kertas soal, dengan hati yang penuh kegundahan, aku do’akan kertas itu, biar apa yang aku isi, itu sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan ternyata soalnya tidak terlalu sulit, dan tidak terlalu mudah, masih bisa di kerjakan dengan akal sehat. Selesai mengerjakan soal, aku kembali mendo’akan jawaban yang aku isi. Dengan harapan Tuhan akan melakukan ‘BagianNya’. . . .
Yang kedua, dalam proses tentang apa yang aku imani di pertama, Tuhan bawa aku ke surat Yakobus 2:14-26 yang bejudul ‘Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati’ tercatat jelas di Yakobus 2:17 yang bunyinya :
Demikian juga halnya dengan iman: jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Aku yakin dan percaya, Tuhan tuntun kebagian ini, supaya aku berbuat untuk apa yang aku imani, Tuhan inginkan aku berusaha penuh untuk mewujudkan hal itu. Tuhan ingin supaya aku benar-benar meyakini, mengimani, serta melakukannya sesuai dengan Firman Tuhan. Jelas sekali tertulis disana, bila kita mengimani sesuatau tetapi tanpa ada perbuatan, itu semua pada hakekatnya adalah mati, kosong, tak bermakna. Dan Tuhan ternyata ingin apa yang aku imani itu benar-benar terjadi, benar-benar aku rasakan. Tuhan ingin itu bukan sekedar ucapan jempol semata, tapi nyata. 
Dari situlah, aku mulai sadar, Tuhan telah ingatkan aku untuk tidak hanya tinggal diam, tidak berlaku PASIF, tapi Tuhan inginkan aksi dan reaksi yang AKTIF dari kita. Tuhan mau kita berusaha totally untuk menggapai tujuan kita.


Yang ketiga, atas tuntunan Roh Kudus, mata saya mulai di bukakan tentang arti Berserah Total kepada Allah. Dan ternyata Berserah dan Pasrah itu adalah suatu yang bertolak belakang, semakin kesininya aku makin di cerahkan akan kedua hal itu. Berserah itu ‘lakukan yang terbaik apa yang menjadi bagian kita’, dan serahkan semuanya itu pada Tuhan, maka Tuhan akan kerjakan apa yang menjadi bagianNya. Kemudian saat menanti-nantikan ‘hasil’ apa yang kita kerjakan itu, apabila kita berserah maka kita pasti akan menantikannya penuh suka-cita, damai sejahtera, dan tanpa kegelisahan maupun kegalauan. Berbeda bila kita hanya ‘PASRAH’ saja, hanya berlaku pasif, menjadi seorang yang pesimis, selalu negative thinking, dan semua yang kurang baik akan melayang-layang di pikirannya. Saat menantikan ‘hasil’ pun apabila kita hanya “Pasrah” pasti muncul rasa kegelisahan, kepanikan dan sebagainya, karena apa yang kita kerjakan tidak maksimal.

Sebenernya banyak yang aku dapet, dari apa yang aku imani. Mungkin ini hanya garis besarnya saja.
Akhirnya, kini aku menyadari, mengapa Roh Kudus tuntun aku mengimani mendapat IP 4. Bukan hanya nilai yang sangat memuaskan yang aku dapatkan tapi juga ‘PERUBAHAN KARAKTER’ di dalam hidupku. Akhirnya aku mengerti lewat ini, ketika Tuhan ingin aku untuk bereskan perkara-perkara kecil, ini sungguh hal luar biasa yang aku dapatkan, pengalaman yang mungkin takkan terlupakan, sebuah pelajaran yang sungguh berharga, suatu percepatan ke level iman yang lebih tinggi lagi. Dan puji Tuhan bila aku dapat lalui keadaan ini dengan baik.

Ternyata Tuhan ingin ubahkan karakterku, Tuhan mau pulihkan aku kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Dan itu sungguh luar biasa sekali. Bukan hanya sekedar mendapat ip 4, melainkan karakter yang bertumbuh mendapat ip 4.
Thanks LORD

Rabu, 18 Juli 2012

PA ke III ( Kunci Keberhasilan )

Mazmur  1:1-6 Jalan orang benar dan jalan orang fasik
1Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri dijjalan orang berdosa, dan yang tidak duduk di kumpulan pencemooh,
2Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan merenungkan Taurat itu siang dan  malam
3Ia seperti pohon, yang di tanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil
4Bukan demikian orang fasik; mereka seperti sekam yang di tiupkan angin,
5Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;
6Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Kali ini, aku mau coba share kan apa yang aku dapet dari PA ke kemaren bareng Agus ma Om Rudi.
Di mazmur yang pertama di tunjukkan bahwa apa yang kita perbuat akan berhasil (mazmur 1 : 3b ), tapi bila kita menginginkan apa yang  kita perbuat berhasil ada beberapa syaratnya, diantaranya adalah tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri dijalan orang berdosa, dan tidak duduk di kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan merenungkan Taurat itu siang dan malam. jadi sudah jelas semua nya, bila apa yang kita lakukan ingin berhasil, maka syarat tersebut adalah syarat wajib untuk di jalani. Sebelum kita bahas lebih lanjut, aku mau coba jelaskan ‘’Berhasil’’ menurut ayat ini sebenarnya apa ? menurut pribadi aku sendiri, ‘’berhasil’’ di sini berhubungan dengan ‘PANGGILAN’ kita di dunia ini, setiap kita yang ada di dunia ini pasti sudah Tuhan tanamkan sebuah ‘misi’, sebuah ‘panggilan’, sebuah ‘passion’ yang harus di lakukan. Entah itu menjangkau jiwa-jiwa, menjadi berkat, terjun di dunia pekerjaan, entertain, atau apalah itu, Tuhan sudah siapkan panggilan itu, dan kita tidak bisa lari dari apa yang menjadi penggilan kita. Setiap hidup kita pasti Tuhan merencanakan sebuah Tujuan yang mulia, namun tujuan itu bisa berhasil bila kita menuruti ‘syarat’ yang sesuai dengan firman


Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik
‘Terkadang iblispun bisa menyamar sebagai malaikat terang’ secara sadar atau tidak sadar, saat kita tersesat, tak tahu kemana arah yang kita tuju, banyak sekali nasihat-nasihat yang menjatuhkan kita kedalam kegelapan. Seakaan nasihat itu seperti penyelamat dalam hidup kita, padahal itu adalah sebuah portal yang mengarahkan kita menjauh dari Allah. Contohnya: ‘kalo ga merokok itu ga gaul men, ga ngerokok itu banci’ lalu realita dunia barat ‘’ Cewe kalo masih perawan berarti kuper, cewe itu kuno’’ jelas itu menyesatkan tapi kenyataannya tidak dapat di pungkiri lagi, seakaan itu adalah hal yang wajar. Tapi jelas Alkitab tidak membenarkan hal itu.

Tidak berdiri di jalan orang berdosa
Saat kita mendengar nasihat-nasihat dari orang fasik, dan bila kita menuruti serta melakukannya, maka kita sudah berdiri di jalan orang berdosa, jalan yang membawa kita pada kebinasaan, jalan yang membuat kita tidak ‘Berhasil’. Bila teman-teman sedang berada di jalan orang berdosa, berbaliklah ke jalan yang benar, dan minta pengampunan kepada Allah.

Tidak duduk di kumpulan pencemooh
Bergaul sangatlah penting bagi hidup kita, sebagai manusia kita butuh sosialisasi, dan kita tak dapat hidup sendiri, Lewat ayat ini Tuhan mengingatkan kita agar kita tidak duduk di kumpulan pencemooh

Kesukaannya ialah Taurat Tuhan
Mungkin ini kelihatannya rumit, susah dan mustahil di lakukan, tapi cobalah kamu akan lihat sebuah kemustahilan terjadi dalam hidupmu, kamu akan lihat sesuatu yang ‘berbeda’ di hidupmu

Merenungkan Taurat itu siang dan malam
Bila kita sudah menyukai Taurat Tuhan, lantas kita berhenti di tempat itu saja. Berarti kamu belum menyukai taurat Tuhan itu sepenuh nya. Bila kita benar-benar menyukai Firman Tuhan, akan tumbuh sebuah kerinduan yang besar untuk membaca merenungkan Firman itu siang dan malam, ingat, apa yang telah kalian renungkan itu, itu tidak akan sia-sia, ada buah yang akan kalian petik. Tapi sebenarnya apa fungsi dari Firman Tuhan itu: ‘’Ia seperti pohon, yang di tanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya (Mazmur 1 : 3a )’’ Firman Tuhan itu seperti sumber air yang takkan pernah mengering, dan bila kita merenungkan firman itu siang dan malam, maka kita seperti pohon di tepi aliran air, kita akan mendapat sebuah penyegaran yang terus berganti, kekuatan yang berbeda. Namun ketika kita berhenti merenungkan Firman Tuhan, maka aliran air itu akan berhenti dan otomatis kita akan mati.

‘’Yang menghasilkan buahnya pada musimnya’’
Garis bawahi kata ‘’musim’’. Musim di sini menunjukkan ada proses yang harus kita lalui, ada rintangan dan halangan yang kita hadapi, ada waktu yang di tempuh agar semuanya indah pada waktunya, bila kita tetap setia pada janjiNya, jangan takut kita punya Allah yang menepati semua janjiNya.