Rabu, 01 Agustus 2012

ini bukan sekedar komitmen, tapi sebuah Percepatan Iman


31 Juli 2012, sebuah akhir bulan yang baik untuk awal yang luar biasa, ya hari ini seluruh nilai mata kuliah semester dua sastra jepang Universitas Diponegoro sudah keluar semua, semua usaha yang telah di lakukan baik itu dengan cara yang benar maupun salah, terlihat jelas di lembar halaman web sia.undip.ac.id, lembar yang sering di sebut para mahasiswa KHS(Kartu Hasil Study) itu telah terisi penuh dengan nilai-nilai yang di peroleh atas kerja para mahasiswa selama ini.

Puji Tuhan, setiap tetes keringat yang jatuh, tidak akan Tuhan biarkan sia-sia. Orang bilang ini adalah keberuntungan, tapi aku bilang ini adalah pertolongan Tuhan. Dengan hasil yang NYARIS sempurna, mendapat nilai ‘C’ di mata kuliah Menulis Jepang/Moji 2 sks, dan sisa nya sungguh luar biasa, Tuhan berikan A di semua mata kuliah selain Menulis Jepang/Moji. Terlihat Indeks Prestasi yang tidak begitu kecil untuk mahasiswa yang kemampuan bahasa jepangnya sedikit di bawah rata-rata jika aku mendapat ip 3,83, dan itu sungguh hasil yang luar biasa yang Tuhan berikan kepadaku. Ada kebanggaan tersendiri saat aku melihat rangkaian angka-angka di kertas tersebut, karena aku punya cerita sendiri untuk itu.

Jauh beberapa waktu yang lalu, Tuhan izinkan aku untuk mengImani hal yang jauh dari kemampuanku. ‘ aku mengimani untuk semester ini (2), aku mendapat IP 4’ mungkin ini suatu yang konyol, jelas kemampuanku tidak akan sampai untuk mendapat IP 4, tapi ini keluar dari hati yang paling dalam, ada kegairahan tersendiri saat aku mengimani hal itu, dan aku percaya saat aku mengimani itu, itu bukan semata-mata keinginan dari diriku sendiri, tapi ada tuntunan Roh Kudus yang mengiringku hingga aku mengimani hal itu.
Aku kira, perkataan iman itu hanya perkataan biasa, yang di ucapkan kemudian hilang begitu saja, ternyata aku salah besar. Ada tuntunan luar dari Sang Supra natural, agar kita mendapatkan apa yang kita imani terjadi dalam kebenaran.

Kurang lebih itu yang aku rasakan saat aku mengimani untuk mendapatkan Ip 4,00. Dimulai dari ‘Perumpamaan tentang talenta’ di Matius 25:154-30 mirip dengan ‘Perumpamaan tentang Mina’ di Lukas 19:12-27. Ini kutipan ayat yang menyadarkan hati saya 
‘Maka kata tuannya itu kepadanya: hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (Matius 25:21)

Ya, itu hal pertama yang Tuhan berikan seiring apa yang aku imani, setia dalam perkara kecil maka Tuhan akan memberikan perkara yang besar, dari situ Tuhan ingatkan aku untuk bereskan semua perkara-perkara kecil yang terkadang sering aku remehkan, Tuhan tegur dengan keras di hidupku, bagaimana Dia mau memberikanmu ‘perkara besar’ kalau perkara-perkara kecil saja masih belum beres. Saat itu masih banyak ‘perkara-perkara kecil’ di hidupku yang belum beres diantaranya ‘Nyontek dan Ngepek’, TA(Titip Absen), Bohong, dll. Mungkin yang di tekankan disini adalah poin pertama aja yaitu ‘Nyontek dan Ngepek’ ini bukan sesuatu yang mudah untuk di bereskan, butuh komitmen yang cukup tangguh untuk melawannya, karena lingkungan di sekitar sangat menggoda untuk merobohkan komitmen untuk tidak melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan itu. Akhirnya saya putuskan untuk Berkomitmen membereskan ‘perkara kecil’ itu, dan berserah total kepada Yesus, tentang apapun hasilnya nanti, yang jelas aku mau bereskan itu dahulu. 
dan hasilnya, ternyata apa yang menjadi komitmen kita, Tuhan tidak selalu menjawab dan percaya begitu aja apa yang aku tekadkan, ada ‘pengujian’ yang Dia lakukan, apakah komitmen kita bener-bener kuat atau hanya sebatas ‘omongan’ semata. 


Pada hari pertama UTS (Ujian tengah Semester) semester 2,  hari pertama yang di ujikan adalah Tata Bahasa Jepang 2/Bunpou 2. Untuk info aja mata kuliah Bunpou 2 adalah mata kuliah pokok untuk bahasa jepang, dan ini 4sks. Jadi nilai mata kuliah ini sangat-sangat mempengaruhi KHS ku nanti. Saat itu aku mengira bahwa pengawas untuk ujian ini adalah dari dosen bahasa jepang itu sendiri, dan perlu di ketahui kalo dosen bahasa jepang itu kebanyakan adalah dosen yang suka dengan kedisiplinan, killer, sewaktu ujian suka keheningan di dalam ruangan. Aku juga berharap kalo yang mengawas itu adalah dari dosen jurusan sendiri agar ketakutan ku untuk melakukan hal-hal hina itu semakin menjadi-jadi, hingga aku tidak punya keberanian menoleh kiri-kanan. Akan tetapi semua di luar perkiraan, saat semua peserta ujian sudah duduk manis di tempatnya, dan para pengawas pun mulai berdatangan di ke ruang ujian. Dan ternyata yang mengawas itu adalah dari bagian Tata Usaha Fakultas Ilmu Budaya, dosen hanyalah sebagai pendamping yang selalu datang dan pergi dari ruangan satu ke ruangan lainnya. Hampir seisi kelas bersorak kegirangan kecuali aku, saat semuanya berkata ‘Yes’, ‘Yeah’, ‘Hore’ apapun itu sebagai penanda bahwa mereka senang, hanya aku yang berkata ‘ADUH’, dalam hatiku ‘kenapa Tuhan lakuin ini ?’, saat aku berkomitmen penuh, mengapa godaan ‘itu’ semakin menjadi-jadi ? tapi yang aku inget adalah bahwa ‘AKU HARUS BERESKAN SEMUA PERKARA KECIL’ di dalam hidupku, itu yang ingin aku lakukan, apapun hasilnya nanti, aku percaya Tuhan pasti membalas semuanya dengan indah. Itulah yang menjadi penyemangat di hatiku agar tetap ‘SETIA’ pada komitmen. Saat, menerima kertas soal, dengan hati yang penuh kegundahan, aku do’akan kertas itu, biar apa yang aku isi, itu sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan ternyata soalnya tidak terlalu sulit, dan tidak terlalu mudah, masih bisa di kerjakan dengan akal sehat. Selesai mengerjakan soal, aku kembali mendo’akan jawaban yang aku isi. Dengan harapan Tuhan akan melakukan ‘BagianNya’. . . .
Yang kedua, dalam proses tentang apa yang aku imani di pertama, Tuhan bawa aku ke surat Yakobus 2:14-26 yang bejudul ‘Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati’ tercatat jelas di Yakobus 2:17 yang bunyinya :
Demikian juga halnya dengan iman: jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Aku yakin dan percaya, Tuhan tuntun kebagian ini, supaya aku berbuat untuk apa yang aku imani, Tuhan inginkan aku berusaha penuh untuk mewujudkan hal itu. Tuhan ingin supaya aku benar-benar meyakini, mengimani, serta melakukannya sesuai dengan Firman Tuhan. Jelas sekali tertulis disana, bila kita mengimani sesuatau tetapi tanpa ada perbuatan, itu semua pada hakekatnya adalah mati, kosong, tak bermakna. Dan Tuhan ternyata ingin apa yang aku imani itu benar-benar terjadi, benar-benar aku rasakan. Tuhan ingin itu bukan sekedar ucapan jempol semata, tapi nyata. 
Dari situlah, aku mulai sadar, Tuhan telah ingatkan aku untuk tidak hanya tinggal diam, tidak berlaku PASIF, tapi Tuhan inginkan aksi dan reaksi yang AKTIF dari kita. Tuhan mau kita berusaha totally untuk menggapai tujuan kita.


Yang ketiga, atas tuntunan Roh Kudus, mata saya mulai di bukakan tentang arti Berserah Total kepada Allah. Dan ternyata Berserah dan Pasrah itu adalah suatu yang bertolak belakang, semakin kesininya aku makin di cerahkan akan kedua hal itu. Berserah itu ‘lakukan yang terbaik apa yang menjadi bagian kita’, dan serahkan semuanya itu pada Tuhan, maka Tuhan akan kerjakan apa yang menjadi bagianNya. Kemudian saat menanti-nantikan ‘hasil’ apa yang kita kerjakan itu, apabila kita berserah maka kita pasti akan menantikannya penuh suka-cita, damai sejahtera, dan tanpa kegelisahan maupun kegalauan. Berbeda bila kita hanya ‘PASRAH’ saja, hanya berlaku pasif, menjadi seorang yang pesimis, selalu negative thinking, dan semua yang kurang baik akan melayang-layang di pikirannya. Saat menantikan ‘hasil’ pun apabila kita hanya “Pasrah” pasti muncul rasa kegelisahan, kepanikan dan sebagainya, karena apa yang kita kerjakan tidak maksimal.

Sebenernya banyak yang aku dapet, dari apa yang aku imani. Mungkin ini hanya garis besarnya saja.
Akhirnya, kini aku menyadari, mengapa Roh Kudus tuntun aku mengimani mendapat IP 4. Bukan hanya nilai yang sangat memuaskan yang aku dapatkan tapi juga ‘PERUBAHAN KARAKTER’ di dalam hidupku. Akhirnya aku mengerti lewat ini, ketika Tuhan ingin aku untuk bereskan perkara-perkara kecil, ini sungguh hal luar biasa yang aku dapatkan, pengalaman yang mungkin takkan terlupakan, sebuah pelajaran yang sungguh berharga, suatu percepatan ke level iman yang lebih tinggi lagi. Dan puji Tuhan bila aku dapat lalui keadaan ini dengan baik.

Ternyata Tuhan ingin ubahkan karakterku, Tuhan mau pulihkan aku kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Dan itu sungguh luar biasa sekali. Bukan hanya sekedar mendapat ip 4, melainkan karakter yang bertumbuh mendapat ip 4.
Thanks LORD

Tidak ada komentar: